Sesuai dengan judul artikel, kali ini saya akan membahas materi perkuliahan kelas teknik wawancara mengenai pengaplikasian teknik wawancara dalam berbagai setting, seperti dalam dunia pendidikan dan Psikologi Industri Organisasi (PIO).
Dalam dunia sekolah, siswa sering mengalami masalah akademik maupun sosial sehingga siswa tersebut menjadi kurang dapat mengembangkan dirinya sendiri ataupun prestasi turun atau bahkan terjun bebas. Seperti kita ketahui bahwa tidak semua siswa mau bertemu psikolog pendidikan ataupun guru BK yang ada di sekolahnya. Mereka merasa enggan jika harus masuk ke ruangan konsultasi, karena takut image yang buruk dari teman-teman.. Yahhh, setidaknya itu yang saya rasakan ketika dulu masih duduk di bangku SMA :D
Padahal dengan adanya bantuan dari psikolog pendidikan ataupun guru BK, siswa setidaknya dapat mengungkapkan kendala apa yang dialami dan dapat diarahkan menjadi lebih baik. Tentunya untuk mendapatkan informasi tersebut digunakan teknik wawancara. Teknik wawancara dapat digunakan untuk menangani masalah lain, seperti masalah proses belajar mengajar di dalam kelas, sistem sekolah yang mungkin kurang baik, ataupun masalah siswa yang begitu kompleksnya. Masalah yang sering di alami oleh siswa mencakup behavioral problems (misal bullying), kesulitan belajar, masalah lingkungan sekolah atau di rumah, ataupun penempatan jurusan.
Tujuan dilakukan wawancara tentunya untuk mengetahui segala informasi yang berkaitan dengan siswa, memahami keadaan dan masalah yang dialami siswa, verifikasi (pengakuan vs realita dari siswa dengan pengakuan dari pihak lain yang terlibat), menegakkan diagnosa, serta memantau perkembangan siswa setelah diberikan arahan maupun treatment.
Untuk mendapatkan data yang kaya, tentunya sebagai pewawancara harus melakukan wawancara langsung dengan siswa, orangtua siswa, guru, ataupun orang-orang yang berkaitan dengan siswa tersebut. Setelah data dirasa cukup, maka pewawancara harus mengolah dan membuat kesimpulan hasil wawancara yang telah dilakukan.
Wawancara tidak hanya dapat dilakukan dalam setting pendidikan saja. Wawancara tentunya dapat dilakukan dalam setting industri dan organisasi, misalnya untuk:
1. Proses seleksi dan penempatan karyawan baru
2. Evaluasi kerja karyawan
3. Ketika menetapkan job description atau job specification suatu jabatan
4. Pendampingan pada karyawan (coaching)
5. Menentukan promosi, mutasi, atau demosi (turun jabatan) karyawan
6. Exit interview untuk karyawan yang dinilai perusahaan sebenarnya memiliki kinerja yang baik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar